Dosen HI Unair Bawakan Kuliah Umum di UII

AIHII.or.id – Dosen Hubungan Internasional Universitas Airlangga, Baiq Wardhani, Ph.D, membawakan kuliah umum di Fakultas Psikologi, Sosial dan Budaya Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Kamis (7/11).

Kuliah umum bertema “Transnasionalisme dan Pembentukan Norma Internasional”, secara khusus membahas tentang Gerakan Via Campesina dan Gerakan Tolak Reklamasi Bali.

Via Campesina adalah koalisi lebih 100 organisasi, merupakan gerakan petani internasional yang meng-koordinasi organisasi-organisasi petani skala kecil dan menengah, pekerja pertanian, wanita pedesaan, dan masyarakat lokal di Asia, Afrika, Amerika, dan Eropa.

Sementara Gerakan Tolak Reklamasi Bali merupakan inisiatif warga yang menolak reklamasi Tanjong Benoa, Bali. Gerakan yang berhasil menghentikan reklamasi ini kemudian berkembang menyasar isu-isu lingkungan yang lebih luas.

Baiq Wardhani dalam kuliahnya menjelaskan bahwa gerakan transnasionalisme merupakan salah satu cara masyarakat untuk melawan pemilik kuasa yang dianggap melanggar norma-norma HAM.

“Walaupun cara ini sulit diukur keberhasilannya tetapi dalam beberapa kasus menjadi cara termudah dalam menyuarakan ketidakadilan,” kata Baiq.

Dosen yang mengajar mata kuliah Kosmopolitanisme dan Budaya Lokal di Unair ini menguraikan bahwa pembentukan norma internasional tidak bisa diharapkan terwujud dalam waktu singkat.

“Upaya ini memerlukan proses internalisasi dan penyadaran dalam masyarakat,” kata Baiq.

Kehadiran Baiq Wardhani di hadapan mahasiswa-mahasiswa HI UII sebenarnya tanpa disengaja. Dirinya yang sedang berada di Yogyakarta dalam rangka pertemuan sela Aosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia (AIHII) didaulat untuk mengisi kuliah.

Baiq Wardhani menyelesaikan pendidikan S2 dan S3 di Monash University, Australia. Pada tahun 2010, ia menulis buku berjudul “Diplomacy and Ethnosecessionism: Post New Order Indonesia, 1998 – 2004” yang diterbitkan oleh Lambert Academic Publishing, Jerman.

Ia juga menulis buku “Kajian Asia Pasifik: Politik Regionalisme dan Perlindungan Manusia di Pasifik Selatan Menghadapi Kepentingan Negara Besar dan Kejahatan Transnasional”.(*)

Editor: @thepappito